-->

SMS Gratis

Jumat, 07 September 2012

Taqwa Hingga Ujung Usia


Kayyis Ramadhan


Ramadhan telah pergi dengan segala kenangannya. Ramadhan bulan yang agung itu telah menyisakan kenangan indah yang teramat dalam dihati umat beriman. Ramadhan menjadi semacam gerakan bersama untuk mengembalikan spirit ibadah yang hilang. Ramadhan sangat berasa membawa kesejukan pada ruhiyah yang kering kerontang.


 Coba ingat saat malam menjelang, berduyun-duyun hambanya meringankan langkah kaki mengunjungi masjid, surau dan mushola, tempat yang selama ini sering merintih kesepian lantaran sedikitnya orang yang mau mengunjunginya.  Kenangan kita juga akan bertemu pada indahnya kebersamaan saat buka puasa bersama di rumah, di Masjid, dirumah kolega bisnis, teman pengajian, teman organisasi atau dimanapun, sebuah spirit kebersamaan yang seakan terkikis habis pada bulan yang lain. Kemudian memori itu juga menyisakan sebuah ironi yang menyayat hati tatkala membandingkan antara magrib bulan ramadhan dengan magrib di bulan yang lain. Ahhhh...betapa jauh perbedaan apresiasinya. Aluanan azan magrib dibulan ramadhan begitu dinantikan, begitu didamba dan begitu dharapkan. Sementara adzan magrib di bulan yang lain kebanyakan diacuhkan.

Coba kita putar kembali memori dijalanan saat magrib menjelang, kendaraan yang lalu lalang begitu sepinya. Sebelum magrib berkumandang kebanyakan telah ada di masjid, rumah atau tempat berbuka puasa lainnya. Sementara suasana jalan saat  menjelang magrib di bulan yang lain teramat padat bahkan terkadang kita harus bersabar menerima kenyataan macet yang mengular. Sebuah ironi yang terlalu kontras.

Belum cukup itu, putar kembali memori kita pada suasan malam,  sekitar jam 02.00, 03.00 dini hari. Semuanya memaksakan bangun untuk sahur.  Dan alhamdulillah ada beberapa hamba yang dulunya mendengkur sepanjang malam menyempatkan menunaikan Qiyamullail di bulan ini.  Tidak sedikit yang juga melanjutkankannya dengan tilawah Qur’an dan sholat shubuh berjamaah di masjid.

Spirit taqwa begitu terasa di bulan mulia. Fenomena orang takwa baru serasa menjadi booming diseantro negeri. Tak sedkit orang menjemput hidayahnya untuk menjadi sebenar-benarnya islam.  Bukan slam KTP yang selau menjadi favorit agama sebagian besar umat islam di negeri ini.  Islam KTP telah menjadi agama mayoritas. Agama memang Islam tapi sholat tak pernah ditegakkan. Agama memang islam tapi korupsi tetap berjalan lancar.  Agama memang Islam tapi mabuk-mabukan tetap dilakukan. Agama memang Islam tapi masih percaya takhayul, khurafat dan berbagai variasi kesyirikan. Agama memang Islam tapi syariat-syariat Islam selalu dilanggar.

Alhamdulillah, ramadhan tetap bisa dinikmati tahun ini. Boleh jadi ramadhan kemaren adalah ramadhan terakhir kita. Namun satu yang pasti spirit taqwa yang dikumandangkan oleh ramadhan tak boleh hilang. Takwa harus menjadi energi bersama yang selalu kita gerakkan dibulan-bulan lain.  Karena menjadi hamba yang bertakwa adalah tugas utama kita hidup di dunia ini. Ramadhan hanyalah bulan training yang justru indikator kesuksesan kita menyelesaikannya adalah saat kita punya spirit takwa  yang sama dibulan yang lain.  Ramadhan hanyalah cemeti semangat untuk kita agar siap menjalani kehidupan takwa dibulan yang lain. Takwa harus sepanjang usia hidup kita. Tak berhenti dengan berakhirnya ramadhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika tulisan ini bermanfaat tolong dikomentari yach.....