-->

SMS Gratis

Minggu, 15 April 2012

Hidayah, Dakwah dan Cinta

Ariyanti Ammara KPK **

Tulisan ini dirangkai untuk sahabat seperjuanganku. Didasari oleh sebuah rasa
yang ada dalam benak seorang anak manusia yang ingin berbagi. Berbagi tentang
hal istimewa yang yang telah dianugerahkan olehNya...Tengah malam, ketika penanda waktu di laptopku menunjukkan pukul 00.10 wib. Diiringi sebuah instrument aku mulai mengetik. Tak tahu apa yang sebenarnya ingin aku tulis. Namun jiwa ini mendorong ragaku untuk menulis sesuatu.

Aku tak tahu harus mulai dari mana. Namun aku menulis saja apa yang aku rasa.
Meskipun itu hanya ungkapan ketidakmengertianku harus menulis apa. Seperti
saat ini. Aku menulis tentang ketidakmengertianku.Aku ingin berbagi tentang rasa, tentang cerita dan tentang mimpi. Rasa yangkutak tahu kapan mulai ada dalam benakku. Cerita yang pastinya kapan ia dimulai. Akupun tak tahu. Mimpi yang juga aku tak tahu bila kah akan terwujud. Pasti engkau heran membaca tulisan ini. Tulisan yang isinya hanya ketidaktahuan. Tulisan yang hanya menyampaikan apa yang kutak tahu. Lalu papa yang bisa didapat dari tulisan seperti ini? ya, itulah adanya.

Aku ingin berkisah tentang pengalamanku mengenal tarbiyah. Bermula dari
kegiatan wajib bagi mahasiswa baru, khususnya mahasiswa muslim yang bernama
STUDIKA yaitu Study Islam Kampus. Pertemuan pertama dengan seorang
mentor di dpr kemudian berkenalan, belum menimbulkan kesan apa-apa. Namun
aku tahu, semua liku hidupku berawal dari sana. Ia lah yang megubah haluan jalan
yang aku tempuh kini. Hingga kini aku mendapati diriku menjadi orang yang
benar-benar bersyukur. Semula aku tak menyangka akan sejauh ini efek dari
studika. Namun silahkan engkau percaya atau tidak, inilah yang terjadi.
Bersamanya aku menjadi lebih banyak mengerti. Mengerti tentang hidup, maknanya, tujuannya, hakekatnya, bahkan cara menjalaninya. Bersamanya aku mengerti tentang orangtua, sahabat, kasih sayang, cinta, rindu, tawa, tangis, duka,lara,pengorbanan, pengabdian, ketulusan, keikhlasan, kesetiaan, kebahagiaan, kesedihan, senyum, bahagia, merana, sepi, gelap, terang, semua. SEMUANYA. Bersamanya aku dapat mengenal diriku sendiri, mengenal siapa Tuhanku, mengenal dunia.

Tarbiyah pula yang mengenalkan aku pada suatu pekerjaan mulia yang gajinya
tidak akan pernah mampu orang untuk menggajinya. Tarbiyah yang mengenalkanku pada dakwah. Disanalah aku diajarkan untuk berbagi. Karena bagiku, dakwah adalah berbagi. Berbagi nikmat iman yang Allah anugrahkan pada kita. Berbagi nikmat ilmu yang Allah berikan untuk kita. Berbagi harta yang Allah titipkan pada kita. Berbagi kasih, berbagi sayang, berbagi cinta yang Allah limpahkan pada kita. Dakwah adalah berbagi tanpa mengurangi, memberi tanpa ada yang hilang. Bahkan semua itu akan terus bertambah. Itu semua karena kita bukan berdagang dengan manusia, tapi berdagang dengan Allah.

Teringat kisah Nabi Muhammad saw yang selalu sholat malam hingga kakinya
membengkak. Padahal beliau sudah pasti diampuni semua dosanya dan pasti masuk
syurga. Namun beliau tidak pernah meninggalkan sholat malamnya dan terusmenerus
bersyukur akan nikmat yang Allah berikan padanya. Nabi Muhammad saw melakukan sholat tahajjud sebagai rasa syukur, bukan karena ingin mengharap syurga. Jika boleh aku mencontoh beliau, aku juga ingin berdakwah karena rasa syukur dan cintaku padaNya. Aku ingin dakwah sebagai salah satu bentuk syukurku atas karunia hidayah yang Allah berikan padaku.

Seorang anak manusia beriman yang diberikan harta yang berlimpah akan
mewujudkan rasa syukurnya dengan mengucapkannya, kemudian menafkahkan
sebagian hartanya kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Demikian pula aku.
Aku ingin mensyukuri nikmat yang paling berharga yang Allah anugrahkan bukan
hanya dengan mengucapkannya dengan lisan.

Namun aku juga ingin membaginya dengan orang lain. Meskipun aku tahu, bukan daya manusia untuk memberikan hidayah pada mausia lain, bahkan untuk dirinya sendiri. Namun aku hanya ingin menjadi jalan terhidayahinya orang lain. Aku ingin menjadi jalan kebaikan bagi orang lain. Aku tahu ilmuku belum seberapa, bahkan masih sangat jauh darisempurna. Imanku juga msih belum sekualitas Nabi Muhammad, bahkan jauh,
jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh sekali dari itu. Namun karena syukur dan
cintaku, aku mau melakukan itu. Karena cintaku padaMu, aku rela menjadi tentara
yang membela agamaMu.

Izinkan aku melakukan ini karena syukurku padaMu. Syukurku atas tanganku yang
masih mampu menggoreskan pena dan merangkai kata-kata kebaikan. Syukurku
atas kaki yang sanggup melangkah menuju tempat-tempat yang Kau sukai.
Syukurku akan lisanku yang masih mampu berucap kata-kata kebaikan. Syukurku
atas mataku yang masih bisa menuntut lisanku untuk membaca kalamMu.
Syukurku atas telinga yang masih berfungsi untuk mendengar perintahperintahMu.
Syukurku atas hati yang masih bisa merasa, menerima, meyakini,
melihat, dan mendengar tanda-tanda kebesaranMu.Syukurku atas jantungku
yang masih sanggup menghirup udara.

Syukurku atas udara gratis yang Kau berikan. Karena aku tahu begitu mahalnya oksigen tiap tabungnya. Syukurku atas darah yang masih mengalir lancar dalam pembuluh darahku. Karena aku juga tahu betapa sulitnya mencari darah bagi orang yang kekurangan darah. Syukurku akan kesehatan yang masih engkau titipkan padaku. Syukurku akan kelengkapan dankesempurnaan fisik yang Kau ciptakan. Syukurku akan orangtua yang kau beri.

Syukurku akan keluarga, rezeki, kebahagiaan, semuanya. Tak akan pernah
sanggup untuk aku menuliskan semua nikmat yang Engkau berikan padaku.
Izinkan aku melakukannya karena cinta. Cinta padaMu, cinta pada RasulMu.

Jika cinta sudah bicara, samudra luas kan ku sebrangi
Jika cinta sudah meraja, dataran pasir pun kan ku jajahi
Semua akan jadi indah dengan cinta
Semua akan jadi mudah karena ada cinta
Ketika cinta sudah di hati, ia akan menjadi motivasi sejati
Ahh… Tak kan cukup untaian kata tuk mendeskripsikan, jika cinta yang
dibicarakan

Jika cinta menjadi alasan, maka tak ada kata menyerah
Begitu pula dakwah.

Jika dakwah hanya dilandasi cinta karenaNya, maka ia akan jadi indah.
Ia akan jadi kerinduan, bukan kepenatan.
Ia akan dinanti, bukan dihindari.
Ia akan jadi kebutuhan, bukan lagi kewajiban.
Ya, dakwah karena cinta.
CINTA PADA ALLAH DAN RASULNYA.



penulis Sekretaris KPK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika tulisan ini bermanfaat tolong dikomentari yach.....