-->

SMS Gratis

Minggu, 08 April 2012

Bahagia dengan Satu Cinta

Akhiarden KPK

Tulisan ini bukan bermaksud menjelaskan pembahasan yang sama dengan buku yang ditulis ustadz terkenal dari Jogja itu.Cukuplah buku itu dan pembahasannya bersama dengan orang-orang yang sudah berkesempatan membentangkan layar baru kapal kehidupannya.Tapi bolehlah dikatakan,sedikit meminjam judulnya,namun sekali lagi dengan parspektif pembahasan yang berbeda.

Cinta yang indah adalah cinta yang tidak terbagi.Selalu menampilkan energy untuk setia.Tidak mudah tergoda dengan ujian dalam perjalanannya.Istiqomah menerima kenyataan.Tulus memberi dan tiada mengharapkan balasan.Diselingi dengan seni memahami perbedaan.Meyakini tiada yang sempurna.Berpijak pada fakta bukan khayalan.Selalu dihibur dengan harapan-harapan dan upaya mewujudkan harapan itu.Selalu percaya dengan masa depan.Selalu optimis dengan setiap pilihan-pilihan.Selalu berbahagia dengan satu cinta.

Tengoklah,kisah Bapaknya Para Nabi,Ibrahim.Beliau adalah tokoh yang sangat patut diteladani dalam bermahabbah kepada Allah Ta’ala.Ibrahim adalah pribadi pecinta sejati yang tiada pernah membagi cintanya.Selalu bahagia dengan satu cinta.Ketika harus memilih antara Allah Ta’ala dengan orang tuanya.Ibrahim memilih Allah ta’ala sekalipun konsekuensinya beliau harus terusir dari keluarganya.Ketika diuji untuk mengorbankan hartanya,beliau tak ragu-ragu untuk menghabiskan seluruhnya hingga tak sedikitpun yang tersisa.Ibrahim juga sangat mencintai anaknya yang telah didambanya bertahun-tahun lamanya.Akan tetapi ketika anak itu masih sangat kecil,ada perintah harus meninggalkannya di padang tandus tak berpenghuni,pepohonan dan sumber mata air.Dia laksanakan perintah itu dengan penuh kesungguhan.Saat dia berkesempatan mengunjungi putranya di daerah tandus yang ditinggalkannya dahulu,dia telah dapati sebuah daerah yang ramai,memiliki sumber mata air yang melimpah dan pemandangan yang hijau serta anak yang dulu pada saat ditinggalkannya masih merah,kini telah beranjak besar dan gagah.Terbayang betapa bahagianya Ibrahim saat itu.Tapi belum lama bercanda bersama anak tercinta,ada perintah dari Allah SWT untuk menyembelih anak tercintanya itu.Tanpa ragu perintah itu dilaksanakan.Tapi Allah lebih cinta kepadanya.Melebihi cinta Ibrahim kepada anaknya.Digantikannya anak yang akan disembelihnya dengan seekor Ghibas yang akan menambah kebahagian pertemuannya dengan keluarga yang telah lama ditinggalkannya.

Keteladanan Ibrahim AS terhadap pilihan bahagia dengan satu cintanya itulah yang kini dipergakan ulang oleh jutaan kaum muslim yang menjalankan ibadah haji maupun yang melaksanakan syariat Qurban.Mereka berupaya mengikuti jejak Ibrahim AS dengan meletakkan cinta kepada Allah Ta’ala diatas segala-galanya


Katakanlah jika bapak-bapakmu,anak-anakmu.saudara-saudaramu,istri-istrimu,kaum keluargamu,harta kekayaan yang kamu usahakan,perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya,dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya,maka tunggulah samapai Allah mendatangkan keputusanNYa.Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (At-Thaubah:24)

Sejatinya keHidupan ini selalu menawarkan kita untuk memiliki cinta yang ganda.Menguji kita untuk membagi cinta yang sudah terbangun indah.Menawarkan godaan-godaan yang menipu.Menghadiahkan fatamorgana yang sungguh melenakan.
Sungguh indah apa yang diajarkan Nabi Yusuf AS buat kita generasi hari ini.Mampu bertahan terhadap ujian maha dahsyat,disaat puncak syahwat mulai menggerogoti keimanan disebuah tempat yang sepi.

Sungguh,bukannya pada waktu itu Yusuf tidak tergoda.Tapi cintanya yang tak terbagi dan menoleransi kelalaian, telah membuat benteng keimananya menjadi setegar karang. Benih cinta yang semula mekar untuk tergoda,kembali layu dengan kesadaran diri yang semakin menyelusup dihati.Hatinya suci dari mengkhianati.Yusuf akhirnya benar-benar bahagia dengan pilihan satu cintanya.Tidak tergoda membagi cintanya selainnya.Pilihan itulah yang membuatnya mulia.

Rasul mulia juga menglami godaan untuk membagi cintaNya.
“Para pembesar Quraisy mendatangi Abu Thalib dan mereka berkata kepadanya,” Wahai Abu Thalib,engkau adalah orang yang paling tua,terhormat,dan berkedudukan diantara kami.

Kami sudah pernah memintamu untuk menghentikan anak saudaramu,namun engkau tidak melakukannya.Demi Allah kami sudah tidak sabar lagi menghadapi masalah ini.Siapa yang mengumpat bapak-bapak kami,membodohkan harapan-hatrapan kami dan mencela sembahan kami,maka hentikanlah dia,atau kami menganggapmu dalam pihak dia,hingga salah satu dari kedua belah pihak diantara kita binasa”.

Ancaman ini cukup menggentarkan Abu Thalib.Maka dia memanggil Rasulullah SAW dan berkata kepada beliau,” Wahai anak saudaraku,sesungguhnya kaummu telah mendatangiku,lalu mereka berkata begini dan begitu kepadaku.Maka hentikanlah demi diriku dan dirimu sendiri.Janganlah engkau membebaniku dengan sesuatu diluar kesanggupanku.”

Bukan ujian yang ringan buat sang nabi ketika mendapati paman yang mulia berkata seperti itu.Bukannya tidak sedih sang nabi dengan beban yang harus diitanggung pamannya karena dakwah yang diilakukannya.Paman yang mengasuhnya sedari kecil harus menerima tekanan yang luar biasa diusia senjanya.Sungguh pamannya sangat dicintainya.Dia tiada hendak mengecewakannya.

Kini, karena tekanan yang selalu hadir kepada abu thalib dari pembesar Quraisy telah membuat paman yang sepuh,menasehati nabi untuk kembali meninjau ulang jalan dakwah yang telah dipilihnya.Namun lagi-lagi jalan sejarah orang besar dan mulia.Selalu mempunyai energy yang besar untuk tidak membagi cintanya dengan apapun.Lihat jawaban yang menyejarah dari Sang Rasul.

”Wahai pamanku,demi Allah andaikan mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku,agar aku meninggalkan agama ini, ,hingga Allah memenangkannya atau aku ikut binasa karenanya,maka aku tidak akan meninggalkannya”
Mendengar itu mata abu Thalib mengucurkan air mata lalu bangkit.Tatkala beliau hendak beranjak.Abu Thalib memanggil beliau,lalu berkata,” Pergilah wahai anak saudaraku dan katakanlah apapun yang engkau sukai.Demi Allah aku tidak akan menyerahkan dirimu dengan siapapun.


Lalu dia melantunkan Syair
“Demi Allah
Mereka semua tidak akan bisa menjamah
Hingga aku terbujur kaku di dalam tanah
Tampakkanlah urusanmu dan jangan kurangi
Pilihan yang engkau sukai dan senangi”


Sahabat,cukuplah cerita diatas mengajarkan kita untuk sangat berbahagia dengan satu cinta.Jangan berpikiran untuk selingkuh dan menggandakanya.Berbuat serong dan mengkotorinya,Kalau kau telah memilih cinta kebaikan,maka jangan kau gandakan dengan cinta kepada keburukan.Kalau kau telah memilih cinta berada dalam aktivitas dakwah,maka jangnlah kau bagi cintamu dengan memutuskan pensiun darinya.Kalau kau telah memilih mencintai sahabat seperjuanganmu,maka janganlah berpikiran untuk memusuhinya.

Ketika kau telah memilih cinta untuk bersyukur maka jangan kau gandakan cintamu dengan perilaku kufurmu.Ketika kau cinta pada jalan keimanan maka jangan kau gandakan dengan cinta kepada kekafiran,kefasikan dan kedurhakaan.
….Akan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah dalam hatimu,serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,kefasikan dan kedurhakaan.Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,sebagai karunia dan nikmat (yang besar) dari Allah SWT.Dan Allah maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (Al Hujarat: 7-8).


Selamat “Bahagia dengan Satu Cinta”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika tulisan ini bermanfaat tolong dikomentari yach.....