-->

SMS Gratis

Senin, 12 Desember 2011

You Are Smart

By : Yunsirno
Dewan Penasehat KPK





“You are smart!” dengan spontan kupuji salah satu peserta belajarku.
Tapi ia malah menjawab. “No, sir, I am not smart”. Dengan spontan pula saya kaget.
“So, are you stupid?” tanya saya kemudian.
Ia malah menggeleng, “No, mister …”


“So …” saya jadi bingung karena ada pilihan tapi keduanya gak dipilih.
“Not smart, but not stupid”
Di lain waktu, saya tanya peserta seminar di sebuah kampus, “Apakah Anda kaya? Jika iya, angkat tangan!” Tak ada satu pun yang tangkat tangan.
“Lalu apakah Anda miskin? Yang miskin silahkan angkat tangan?” Tak ada pula yang mengikuti.
“Lalu?” tanya saya.
“Sedang-sedang aja …... “
Dan isi percakapan di paragraf di atas bukan hal aneh. Ini sering kita jumpai di sekitar kita. Memang tidak menyebut diri pintar atau kaya adalah salah satu tanda bahwa kita adalah masyarakat yang rendah hati. Tapi ketika “tidak mau” mengaku bodoh atau miskin, sementara pilihan sudah habis tentu agak mengherankan. Dan sosiolog terkemuka Mochtar Lubis mengatakan bahwa salah satu cirri masyarakat kita adalah cari aman.

Sebenarnya ketika mengaku pintar, maka si murid khawatir kemudian hal itu akan menjadi beban bagi mereka. Bisa saja setelah mengaku pintar, mereka malah ditunjuk menjadi utusan sekolah misalnya, atau malahan soal-soal tes diperberat. Sementara mengaku bodoh mereka pun enggan. Karena jelas ini menjatuhkan harga diri, dan malah akan sering disorot atau diberi perhatian khusus. Maka para siswa ini mengambil jalan aman : “kami tidak pintar dan juga tidak bodoh.” Dengan ini tentu mereka berharap tidak dibebani sebagaimana orang pintar dan tidak disorot sebagaiamana sisiwa bodoh. Main aman saja.
Begitu pula ketika ditanya tentang, kayakah kita? Tak ada yang mau mengaku miskin, karena takut jatuh harga diri, dipandang rendah dan takut dikasihani. Tapi sebaliknya gak mau juga mengaku kaya. Karena konsekuensi kaya adalah harus banyak memberi. Padahal belum tentu isi dompet mencukupi untuk diri sendiri.


Saya Bukan Orang Soleh

Dan lebih lucu lagi jika masuk wilayah agama, masyarakat kita makin menunjukkan keanehan. Hampir tak ada orang di sekitar kita yang mau mengaku sebagai orang soleh. Mereka jadi enggan ke masjid sering-sering, karena khawatir dilabeli ustadz. Dan kalau sudah dapat label begitu, mereka merasa hidup kok jadi gak bebas lagi ya. Tapi sebaliknya tak ada seorang pun yang mau mengaku sebagai pendurhaka. Aneh, kan? Padahal jelas-jelas lawan kata sholeh adalah durhaka.

Inilah salah satu tipikal masyarakat kita, suka bermain di wilayah abu-abu. Akhirnya orang seperti ini jadi cenderung oportunis. Di kampus mengaku tidak miskin, tapi beasiswa untuk membantu mahasiswa miskin diambil juga. Di masyrakat, ia tidak mau jadi pedagang atau wirausahawan tapi memilih jadi pelayan masyarakat (PNS), namun banyak amanahnya dijualbelikan, ada proyek negera, dia jadi makelar ala bisnis.

Ibu Hebat Pak Habibie

Dan tahukah Anda bahwa tipikal orang seperti ini sulit meraih kesuksesan. Karena jelas integritas mereka hilang, tak punya prinsip dan orang lain pun hanya mau berhubungan dengannya saat ada kesempatan untung saja. Mereka tidak akan pernah bisa maju, walaupun tidak susah susah amat. Yah, mediocre gitulah …

Coba Anda baca biografi BJ Habibie. Lihatlah apa yang dipesankan sang ibu kepada anaknya saat berkuliah di Jerman! Nak, jangan engkau ambil beasiswa. Itu untuk mahasiswa tidak mampu. Ibu masih mampu membiayaimu… Sebuah integritas kelas satu yang ditularkan sang ibu pada anaknya. Maka wajarlah Habibie menjadi orang hebat negeri ini, karena ia dilahirkan dari seorang ibu yang hebat.

Dan Jepang lebih “gila” lagi. Lihat yang dilakukan pemuda-pemudanya. Mereka bahkan tidak mau “dikuliahkan” orang tuanya. Mereka pinjam uang orang tuanya, dan mereka akan berusaha untuk mengembalikannya. Mereka tidak aji mumpung. Tapi mereka sudah punya harga diri bahkan di depan orang yang melahirkan mereka.

Mudah-mudahan kita tidak menjadi satu dari sekian banyak warga bangsa oportunis. Tahunya bagaimana? Jawab pertanyaan saya di atas, “Anda kaya atau miskin?” dan “Anda pintar atau bodoh”. Dan silahkan nilai diri Anda sendiri@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika tulisan ini bermanfaat tolong dikomentari yach.....