Akhiarden KPK
Telah
banyak lahir dari rahim ibu pertiwi orang-orang hebat yang prestasinya begitu
mendunia. Ada Helvi Tiana Rosa dengan FLP (Forum Lingkar Pena) nya yang
memiliki jaringan di beberapa negara.
Ada Andrea Hirata dengan novel Laskar Pelanginya
yang kini diterbitkan oleh empat penerbit terbaik dunia dan buku tersebut akan dijual
di 20 negara. Ada BJ Habibi dengan design pesawatnya. Dan masih banyak lagi
orang-orang beken yang prestasinya benar-benar membuat kita berdecak keren.
Kedahsyatan mereka secara otomatis mendahsyatkan kebanggaan kita sebagai orang
Indonesia. Bangga karena dari rahim ibu pertiwi ada orang-orang hebat yang
begitu mendunia.
Namun,
apakah hanya cukup buat kita mengagumi kesuksesan dan prestasi mereka. Coba
lihat apa yang ada pada kita. Semuanya sempurna. Masih ada mata yang mudah
untuk melihat tontonan-tontonan menarik dari bisokop kehidupan. Ada telinga
yang masih bisa digunakan untuk mendengarkan indahnya alunan-aluanan musik
alam. Dan tentunya masih banyak dari bagian tubuh kita yang hendaknya harus
kita syukuri. Lalu bandingkan dengan mereka-mereka yang sukses diatas. Adakah
yang berbeda? Mungkin ada yang berbeda dari segi tampilan wajah, warna kulit,
bentuk alis, pipi dan lainnya. Tapi tetap saja kita memiliki kesamaan dengan
mereka dari kesempurnaan fisik yang Allah SWT berikan.
Lalu apa
yang membedakan kita dengan mereka yang hebat-hebat Itu?Perbedaannya terletak
pada keseriusan mereka mengembangkan bakat-bakat mereka. Kecerdasan mereka
memanfaatkan peluang potensi yang mereka miliki. Kemudian secara sadar mereka
mendayagunakan potensi itu dalam menapaki tangga-tangga menuju puncak
kesuksesan. Bukankah ketika ingin sampai dipuncak gunung Himalaya para
pendakinya harus memulainya dari dasar gunung tersebut. Begitu juga puncak
kesuksesan yang telah diraih mereka. Dulunya mereka juga melakukan hal yang
sama. Memulainya dari hal-hal mendasar yang mampu mereka lakukan. Kemudian
perlahan namun pasti mereka bangkit melawan segala masalah-masalah dan ujian.
Selanjutnya kesuksesan itu menghampiri mereka hingga mereka kewalahan
menikmatinya.
Mari ciptakan momentum untuk bangkit.
Menjadikannya titik tolak menuju kehidupan yang lebih baik. Siapapun kita mesti
memiliki momentum untuk bangkit dari keterpurukan hari ini. Dulu kita
dikandungan, setelah cukup dengan kehidupan disana kita bangkit untuk keluar ke
tempat yang lebih luas dengan rezeki kehidupan yang lebih banyak. Sewaktu bayi
kita juga selalu ingin bangkit menjadi bayi yang bisa merangkak. Kemudian ketika
usia semakin bertambah kita bangkit lagi untuk bisa berjalan. Selanjutnya kita
bangkit lagi ingin bisa berlari. Setelah bisa berlari dengan kaki kita ingin
bisa mengendarai sepeda. Setelah berhasil bersepeda kita juga menginginkan bisa
mengendarai sepeda motor. Setelah bisa mengendarai sepeda motor kita juga ingin
bisa mengendarai mobil. Setelah mengendarai mobil kita juga ingin terbang di
udara dengan pesawat. Begitulah seterusnya, sunnatullah hidup kita sebagai
manusia menginginkan adanya proses kebangkitan dari kondisi yang dirasakan
sekarang. Kita menginginkan terjadinya perubahan kearah yang lebih baik.
Mari bangkit dan melakukan perlawanan yang
sengit terhadap kemalasan yang menghimpit. Mari bangkit melejitkan potensi yang
masih terjepit. Mari bangkit menuju kelangit tertinggi untuk menjemput impian
yang pernah kita ukir dilangit. Mari bangkit menuju kehidupan yang lebih baik.
Mari bangkit untuk hancurkan gulma-gulma pengganggu kesuksesan. Mari kita ubah
mental kita dari sekedar mengagumi orang lain menjadi pribadi yang menciptakan
terobosan-terobosan baru yang bermanfaat bagi umat dan bangsa.
betul2... kita harus mulai berbenah dengan mimpi.. aksi.. dan curhat pada Ilahi..
BalasHapusSip..wujudkan mimpi dengan ikhtiar yang maksimal
BalasHapus