Akhiarden kpk
Hidup
adalah sebuah perjalanan yang pasti berakhir. Siapapun kita mau tidak mau mesti
melalui perjalanan kehidupan ini.
Bahkan orang lumpuh yang tak sanggup berjalan
pun sejatinya dia melakukan perjalanan kehidupan.
Kita tak pernah tahu limit usia kita. Karena
memang kita tidak diberikan pengetahuan tentang itu. Satu yang pasti kehidupan
ini memang ada limitnya. Namun limit itulah yang tiada pernah kita tahu.
Seperti itulah kehendak yang kuasa yang harusnya membuka mata kita agar tiada
menyia-nyiakan perjalanan yang pasti berakhir ini.
Perjalanan
hidup ini begitu indah bagi orang-orang yang mampu menyikapinya dengan cara
yang indah. Sebaliknya perjalanan hidup menjadi begitu menyengsarakan bagi
orang-orang yang menyikapinya demikian. Dalam perjalanan hidup ini kita secara
otomatis menjadi nakhoda, pilot, sopir atau apalah sebutan yang pas bagi kita
yang memang mengendalikan kehidupan kita. Hanya ada dua dermaga yang Allah
siapkan untuk kita, yakni dermaga surga dan dermaga neraka. Bekal amal yang
kita bawa selama menempuh perjalananlah yang akan menentukan ke dermaga mana
kita akan berhenti?
Cobalah
berhenti sejenak, kemudian kita hadirkan ingatan kita pada perjalanan kehidupan
yang telah kita tempuh selama ini. Sudah banyakkah bekal amal yang kita bawa
menuju dermaga surga yang kita idamkan? Atau malah yang banyak kita bawa adalah
bekal berupa lumpur-lumpur dosa yang menghantarkan kita pada pintu gerbang
neraka? Kitalah yang lebih tahu dengan kondisi bekal perjalanan yang telah kita
lakukan selama ini. Layakkah dermaga surga itu kita masuki dengan amal kebaikan
yang telah kita lakukan? Jika kita merasa bekal kita belum cukup maka
perbanyaklah amal selagi limit usia yang juga berarti limit jatah perjalanan
kehidupan kita berakhir.
Sabtu, 23 Juni 2012
Tulisan saat Cafe Kpk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika tulisan ini bermanfaat tolong dikomentari yach.....