Sekumpulan tikus berkongres. Tema sentral; bahaya kucing yang mengancam keles-tarian bangsa tikus. Banyak usulan cemerlang, tetapi semuanya termentahkan. Dari usulan mengkarantina anak-anak, sampai perondaan yang kontinyu. Akhirnya, seekor tikus junior mengajukan usulan "jenius" yang mencengangkan, "Leher setiap kucing diberi lonceng yang nyaring bunyinya agar anak-anak kita bisa segera masuk ke dalam lubang perlindungan." Usulan ini disambut dengan antusias sebagai usulan yang jenius.
Ketika semua merasa puas, seekor tikus senior berujar, "Arrayu shahih, wa-lakin man yualliqul jaras?" (Usulannya benar, tetapi siapa gerangan yang akan mengggantungkan lonceng itu?) Semua tertegun kembali denganputus asa. Fabel amsal ini memang rekaan, tetapi mencerminkan banyak hal; kearifan dan pada saat yang bersamaan keputusasaan. juga kecerdasan berbayang-bayang egosentris.Dalam implementasi, terkadang kelompok pesimistik mematahkan optimisme rekannya dengan amsal ini.
(Amsal,Rahmat Abdullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika tulisan ini bermanfaat tolong dikomentari yach.....