Funtea Setia
|
Bersama Kita Bisa |
“Kita
bisa!”
Dua
kata sedrhana yang dahsyat. Dapat dijadikan pemantik semangat setiap orang.
Terlebih lagi tema latihan nulis KPK kali ini adalah hari kebangkitan. Bangkit!
Berarti bergerak dari keadaan statis, menuju keadaan dinamis, begitu kata
seorang dosen STAN dihalaman STKIP Pontianak minggu lalu.
So, dua kata itu bisa
saja dikaitkan dengan hari kebangkitan. Ya, kita bisa, dan harus bisa bangkit!
Tanpa diembel-embeli hari kebangkitan nasional. Karena bangkit tidak harus
menunggu harkitnas itu. Bangkit harus bisa dilakukan setiap kita terjatuh.
Dua
kata penyemangat yang saya pakai kali ini tidak terinspirasi dari lagu Yovi and
his freind untuk soundtrack sea games
yang lalu. Tapi terinpirasi dari sebuah kalimat terakhir sebuah iklan yang juga
dahsyat, Kawan!
Beberapa
tahun terakhir, para penonton televisi Indonesia disuguhkan pada sebuah commersial break yang memikat hati.
Jelas memikat hati, karena saya termasuk orang yang terpikat. Tepatnya
terkagum-kagum pada iklan tersebut. Tidak menyuguhkan aurat-aurat selayaknya
ikaln lainnya. Yang ditampilkan adalah pendapat-pendapat dosen, mahasiswa,
penulis, dan karyawan sebuah perusahaan besar. Sebuah perusahaan yang sudah
lama bercokol di negeri gemah ripah loh jinawi ini. Tidak ada produk yang dipromosikan
pada iklan tersebut. Yang ditonjolkan adalah sebuah pencitraan untuk sebuah
perusahaan besar. Perusahaan raksasa Amerika yang sepertinya telah memberikan
sumbangsi yang besar untuk negeri ini.
Kawan-kawan
mungkin sudah tidak asing lagi. Commersial
break itu adalah Chevron. Ya! Perusahaan itu adalah Chevron Indonesia.
Memiliki ratusan sumur minyak di ladang minyak Duri, Riau. Anak dari perusahaan
raksasa Chevron di Amerika. Perusahaan yang menancapkan taring-taringnya di
banyak negeri penghasil minyak di bumi ini.
Bagi
penikmat acara televisi yang tidak banyak mencari tahu di media-media lainnya,
katakanlah hanya mendapat berita dari televisi saja, cenderung menganggap
Chevron adalah perusahaan yang baik hati. Telah mempekerjakan ribuan karyawan,
membantu pemerintah dalam pengelolaan minyak dan gas bumi, berjasa karena telah
mengatasi permasalahan energi untuk masa depan, dan sebagainya.
Kenyataannya?
Terbentuk jurang pemisah yang sangat besar di antara para karyawan Chevron
dengan masyarakat pribumi yang bermukim di sekitar ladang minyak Chevron.
Minyak dan gas bumi negeri kita sudah berada di titik nadir. Hanya menunggu
detik-detik habisnya saja.
Oleh
karena itu, pencitraan di televisi sangat penting bagi Chevron. Walaupun tidak
ada produk yang disuguhkan disana. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia
cendrung memiliki ketergantungan yang tinggi untuk mengonsumsi suguhan-suguhan
di televisi. Tanpa mencari tahu lebih banyak kenyataan yang sesungguhnya.
Terlebih lagi perusahaan itu berinduk di Amerika, negeri yang penuh dengan
kontroversi. Maka pencitraan itu menjadi senjata yang ampuh.
Berangkat
dari kenyataan itulah, kita, penerus masa depan, harus mencerdaskan
saudara-saudara kita yang lain, Kawan! Mungkin terlalu berat. Tapi bukan tidak
mungkin jika kita lakukan berjama’ah. Apapun yang bisa kita lakukan, walaupun
kecil, lakukanlah yang terbaik. Bumi ini memelihara banyak pembuat makar-makar
jahat yang terencana dengan rapi.
Tapi,
KITA BISA!!!
Cafe
KPK, 19 Mei 2012
Surau
Al Ikslas, Pontianak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika tulisan ini bermanfaat tolong dikomentari yach.....